Sejarah Masjid Qiblatain Bagi Muslim

Sejarah Masjid Qiblatain Bagi Muslim – Sebelum membahas masjid qiblatain, terlebih dahulu kita akan melihat sejarah perubahan arah kiblat umat Islam. Madinah, kota suci umat Islam di seluruh dunia, memiliki beragam sejarah dan nilai filosofis yang terkandung di setiap masjid yang berdiri di atas tanahnya.

Tidak hanya Masjid Nabawi dan Masjid Quba saja yang menjadi bukti sejarah perjuangan Nabi Muhammad dalam menegakkan ajaran Islam. Masjid Qiblatain yang pada awal pembangunannya bernama Masjid Bani Salamah merupakan salah satu tempat paling istimewa bagi umat Islam.

Mengenai waktunya, menurut pendapat jumhur, perubahan terjadi pada bulan Sya’ban, memasuki 18 bulan setelah hijrah. (al-Bidayah wa an-Nihayah, 3/309). Kejadian ini menunjukkan bahwa ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di Madinah, ia telah menghadap Baitul Maqdis, kemudian ke Ka’bah.

Bagaimana dengan sejarah perubahan arah kiblat Muslim ini?

Artinya, masjid Nabawi pernah digunakan untuk sholat menghadap Baitul Maqdis dan juga untuk sholat menghadap Ka’bah. Begitu juga masjid lain di sekitar Madinah. Masjid Quba tidak terkecuali. Dengan demikian, semua masjid pada masa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dibangun sebelum peralihan kiblat, telah mengalami dua arah kiblat.

Berdasarkan penjelasan tersebut, Syekh Dr. Abdurrazaq dalam khotbahnya menyatakan bahwa esensi dari 2 masjid kiblat tersebut, tidak hanya masjid qiblatain yang kini banyak dikunjungi umat Islam. Namun hampir semua masjid yang ada di sekitar Madinah saat itu, juga pernah mengalami 2 kiblat.

Penamaan masjid qiblatain tidak dikhususkan untuk masjid tertentu, karena pernah digunakan di sana untuk sholat menuju 2 kiblat. Masjid Nabawi, dia pernah sholat di masjid ini menuju 2 kiblat. Masjid Quba, juga telah digunakan untuk sholat menuju ke 2 Kiblat. Dan semua masjid yang ada saat itu di Madinah, juga digunakan untuk sholat menuju 2 kiblat.

Dari sini wahai jamaah kita bisa memahami bahwa di Madinah tidak ada masjid yang memiliki keistimewaan, karena digunakan untuk shalat dengan arah 2 arah kiblat. Penjelasan di atas hanya ingin menegaskan bahwa tidak ada sisi khusus masjid yang mengalami 2 kiblat. Hanya saja, kami tidak mengingkari realitas keberadaan Masjid Qiblatain. read more